Enceladus
Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
larger version | |||||||
Penemuan | |||||||
---|---|---|---|---|---|---|---|
Ditemukan oleh | William Herschel | ||||||
Ditemukan pada | 28 Agustus, 1789 | ||||||
Karakteristik Orbit | |||||||
Setengah sumbu besar | 237,948 km | ||||||
Eksentrisitas | 0.0045 [1] | ||||||
Periode orbit | 1.370218 d [2] | ||||||
Inklinasi | 0.019° (to Saturn's equator) | ||||||
Satelit dari | Saturnus | ||||||
Karakteristik fisik | |||||||
Diameter rata-rata | 504.2 km (513×503×497 km) [3] | ||||||
Massa | 1.08×1020 kg [4] | ||||||
Kerapatan rata-rata | 1.61 g/cm3 | ||||||
Gravitasi permukaan | 0.113 m/s2 (0.0115 g) | ||||||
Kecepatan lepas | 0.241 km/s (866 km/h) | ||||||
Periode rotasi | sinkron | ||||||
Kemiringan sumbu | zero | ||||||
Albedo | 0.99±0.06 [5] | ||||||
Suhu permukaan |
| ||||||
Karakterisitik atmosfer | |||||||
Tekanan | trace, significant spatial
variability [6]
| ||||||
Uap air | 65% [7] | ||||||
Hidrogen | 20% [8] | ||||||
Lainnya | CO2, CO, N2 [9] |
Enceladus (en-sel'-ə-dəs, IPA /ɛnˈsɛl ə dəs/, Greek Εγκέλαδος) adalah satelit alami Saturnus terbesar ke-6, ditemukan pada 1789 oleh William Herschel.[10] Meskipun ukurannya yang kecil, Enceladus memiliki jenis permukaan yang beragam mulai dari permukaan "crater" yang banyak dan tua sampai terain yang dibentuk-tektonik muda.Outgassing dekat kutub selatan, permukaan yang berumur muda, dan kehadiran pengeluaran panas internal menandakan bahwa Enceladus, dan daerah kutub selatan khususnya, masih aktif secara geologis sekarang ini. Enceladus adalah salah satu dari tiga badan tata surya (bersama dengan satelit Jupiter Io dan satelit NeptunusTriton di mana letusan aktif dapat diamati.
Pada 9 Maret 2006 ilmuwan melaporkan dalam jurnal Science bahwa pesawat Cassini telah menemukan bukti air cair di Enceladus.[11] Penemuan ini merupakan penemuan yang menjanjikan bagi kehidupan manusia selain di bumi apabila keadaan lainnya dari Enceladus ini mendukung. Untuk ukuran situasi saat ini, manusia sulit untuk bisa sampai ke Enceladus. Tetapi dengan adanya teknologi yang semakin berkembang, kemungkinan bagi manusia untuk sampai ke sana ada. Setidaknya, dari sisi sampainya Cassini ke wilayah sekitar Enceladus membuktikan bahwa "benda" yang berasal dari bumi sudah bisa sampai ke sana. Untuk masa-masa yang akan datang, ledakan jumlah penduduk di bumi dipastikan berkali-kali lipat. Keadaan ini akan menyebabkan kondisi di bumi tidak nyaman. Oleh karenanya, manusia akan mencari cara untuk menemukan tempat huni lain selain bumi.
Nama[sunting | sunting sumber]
Enceladus diambil dari nama seorang raksasa pada mitologi Yunani yang dikalahkan oleh Dewi Athena.[12]
No comments:
Post a Comment